Selasa, Desember 11, 2007

Seminar Nasional: MEMBANGUN DINAMIKA SENIRUPA INDONESIA

SENIRUPA SEMARANG SENIRUPA NUSANTARA

Oleh: M. Salafi Handoyo (Ridho)


KtoK PROJECT Tak Sekedar Jalan Ditempat.
Dalam lima tahun belakangan, Semarang tak pernah menelorkan nama hebat dalam Senirupa Indonesia bahkan dunia. Disisi lain laju kesenian dewasa ini sangatlah cepat. Ditandai dengan munculnya visual baru: foto, video, digital, printing, obyek, stret art, serta karya non konvensional lainnya.
Kommunitas BYAR Creative Industry dan catdog Communitart, sebagai penggerak, dua bulan sekali dalam satu tahun sengaja mendukung kegiatan pameran, dengan nama KtoK PROJECT. Diikuti oleh sedikitnya 20 orang, dengan peserta berumur kisaran 22 tahun.
KtoK PROJECT pada bulan Juni 2007 menginjak gelaran yang ke empat kalinya. Munculnya beberapa pemberitaan dalam media massa mengenai program KtoK PROJECT 2007, Kos to Kos, dimana menggunakan ruang pamer berupa kos atau kontrakan mahasiswa, menjadikan motor penggerak kesenian anak-anak muda di Semarang.
Modus terbaru ini harus diacungi jempol. Walau terkesan masih lemah dalam mengatur straregi publikasi, wacana, dan visual karya. Sikap dan pemikiran mereka dalam mengubah stagnannya senirupa dikotanya, mengubah beberapa segmen dalam senirupa untuk lebih aktif dalam memberitakan, mendukung, bahkan bersaing dengan mereka.
Reaksi Publik Terhadap Modus Baru Berkesenian di Semarang.
Semarang kota yang memiliki aktivitas perdagangan yang cukup energik, karena keberadaan pelabuhan besarnya. Sehingga menarik pedagang dari manca negara pada waktu itu(etnis cina dan etnis arab) untuk sekedar mampir berdagang atau beranak-pinak membentuk kelompok minoritas. Perkembangannya kelompok minoritas terasebut berubah menjadi kumparan massa berskala besar. Tak hanya ada perdagangan, sisitem pemerintahan, serta tatanan kota, tetapi berpengaruh pula pada perubahan menuju pembentukan budaya. Keragaman tersebut seharusnya mampu untuk memberikan cirikhas senirupa Semarang dalam senirupa dunia, seperti Kota Lama. Perdagangan dan perekonomian yang digawangi oleh Etnis Cina, seharusnya juga memunculkan segmen pendukung perkembangan senirupa di kota ini. Agar senirupa Semarang memberikan angin segar bagi senirupa Nusantara.
Modus yang dilakukan beberapa anak muda ini mengalami benturan. Kurangnya respon dari Mahasiswa Senirupa lain untuk bergabung , mungkin karena minimnya info yang mereka peroleh tentang visual baru sehingga tak memunculkan rasa ketertarikan. Atau beberapa diskusi yang kurang bermutu dan lawasan.
Jejaring Senirupa Harus Memberikan Solusi.
Indonesia membutuhkan semangat kerja keras, agar seniman di masing-masing daerah mampu memberikan ragam cirikhas dalam citraan visual senirupa di dunia Internasional. Terbentur pada terbentuknya jejaring dan Infrastruktur membutuhkan waktu yang cukup lama dan dana yang ekstra besar. Sehingga sangatlah minim kekuatan seniman untuk memacu diri.
Dibutuhkan dukungan berbagai segmen seperti museum, balai lelang, galeri dan beberapa segmen yang terbentuk dari masyarakat seperti ahli seni, pasar (kolektor), pemerintah sebagai solusi dalam penanggulangan dana ekstra besar tersebut. Sekian.