Selasa, Desember 11, 2007

Profile BYAR Creative Industry



ARTI BYAR Creative Industry
Ambyar - dengan awalan am dan kata dasar Byar. Adalah ungkapan dalam Bahasa Jawa yang mempunyai arti pecah, atau sesuatu yang besar berubah menjadi kecil dan menyebar/berhamburan kemana-mana secara serentak. Penyebaran secara serentak tersebut, akan terasa manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan, bila berbentuk Industri Kreatif.
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN
Organisasi BYAR Creative Industry didirikan di Durian Mrican, Semarang. Pada tanggal 24 Desember 2006 oleh empat orang. Pada perkembangannya Organisasi ini dikelola oleh Nahyu Rahma. F, M. Salafi Handoyo (Ridho), dan Firman. TS. Ide mendirikan BYAR Creative Industry berlatar belakang dari keadaan infrastruktur seni di Indonesia, khususnya Semarang, yang masih sangat lemah.
Faktor lain, seperti nasib pekerja seni yang belum mampu mengolah seni tersebut untuk dijadikan penopang hidup. Karena kurang cakapnya seniman dalam memanajemen serta mempublikasikan ketrampilan yang dia miliki secara luas. Didukung pula dengan ketergantungan seniman terhadap galeri komersil. Dimana hanya mengutamakan hal komersil dari pada pengembangan bagi seniman itu sendiri.

BYAR Creative Industry, merasa perlu merubah kondisi tersebut dengan cara menciptakan fungsi alternatif untuk mengembangkan seni khususnya bagi anak muda. Pada awalnya kami tak memiliki modal yang cukup banyak, juga aset untuk mendukung kerja kami. Hanya menggunakan garasi rumah dari Nahyu Rahma. F sebagai kantor dan tempat penyimpanan data. Pengeluaran 3 bulan pertama, seperti listrik dan telepon dibayar menggunakan uang kas, dari usaha komersil BYAR Creative Industri dalam bidang Cetak dan Desain Grafis. Bentuk industry secara komersil tersebut tak bertahan lama. Pengeluaran perbulan tersebut ditanggung oleh Nahyu Rahma. F dan Firman. TS.
Dalam beberapa proyek seni kami memberikan dukungan, dimana dukungan tersebut berasal dari iuran secara kolektif semua anggota BYAR Creative Industry atau dalam program Fundrising.
Beberapa kegiatan yang pernah dan masih terus didukung BYAR Creative Industry dalam kurun waktu 2006-2008 adalah:
Februari 2007. Kos-to-Kos atau lebih dikenal dengan KtoK PROJECT. Proyek seni perdwibulan dengan menggunakan kos mahasiswa sebagai pusat kegiatan. Baik pameran, diskusi, atau produksi. Diadakan sejak akhir 2006 sampai dengan 2007. Dukungan yang diberikan adalah material untuk pendataan, pendokumentasian, dan publikasi dimulai sejak KtoK PROJECT #2.
27 September 2007. Membantu Buletin Hysteria Semarang dalam menciptakan ruang alternatif untuk berkesenian berupa: Angkringan. Warung sederhana pinggir jalan yang dijadikan pusat kegiatan seni dan sastra. Dukungan yang diberikan adalah sebagi seniman, perancang, dan pelaksana pameran di dalam event Grobak Art.
8 April 2007. Membantu Buletin Hysteria dalam even Persembahan untuk Sang Guru ( Prof. Djarwo). Dukungan yang diberikan sebagai seniman dan displai ruang untuk event tersebut. Karya pendukung: Video, Instalasi, dan Origami Burung.
15 November 2007. Memanajemen pemberangkatan 4 seniman muda, KtoK Project. Dalam Festival Tanda Kota di Galeri Cipta II Jakarta Pusat. Dukungan yang diberikan sebagai seniman, manajemen, pendataan, serta pendokumentasian dalam kegiatan tersebut.
10 Desember 2007. Fokus dalam kegiatan Fundrising dukung KtoK PROJECT. Untuk mencarikan dukungan dana yang akan digunakan dalam pembuatan buku/katalog KtoK PROJECT #1 - #5 Semarang.
BYAR Creative Industry adalah organisasi nonkomersil dan aktif dalam menciptakan karya seni, pengadaan proyek seni, pendataan, riset, dokumentasi, dan membangun kerjasama untuk anak muda di bidang seni. Visinya adalah menjadi organisasi yang aktif dalam mengumpulkan data, mengadakan proyek seni, dan membangun jejaring senirupa guna perkembangan seniman muda. Misinya adalah membangun kerjasama dengan organisasi sejenis dibidang senirupa dalam lingkup nasional dan internasional. Guna memperkenalkan senirupa Semarang pada khususnya dan senirupa Indonesia pada umumnya.
Sampai saat ini selain mendukung aktifitas seniman muda. Kegiatan yang sedang kami lakukan adalah: Mengeksplorasi berbagi bentuk media seni. Diantaranya video, photography, desain grafis, instalasi, lukis, drawing, komik, obyek, dll. Keseluruhan media tersebut lebih dipelajari, dibongkar, dan dikembangkan melalui lintas wacana dan ilmu. Seperti sastra, sosiologi, politik, tehnik, arsitektur dan ilmu lainnya yang dapat mendukung perkembangan seni. Untuk membuka kesempatan bagi seniman muda. Dalam program kerjasma penyelenggaraan event pameran antar kota dan antar komunitas, juga meningkatkan akses untuk mengumpulkan informasi data skala Internasional.
PENGELOLAAN
BYAR Creative Industry awal berdiri sampai dengan pertengahan tahun 2007, dipimpin oleh Nahyu Rahma. F, sebagai direktur. Dalam menjalankan tugas, direktur dibantu oleh M. Salafi Handoyo (Ridho) sebagai manajer artistik dan Firman. TS sebagai manajer dokumentasi dan riset. September 2007 infrastruktur organisasi BYAR Creative Industry telah berubah, disesuaikan dengan keperluan sebagai berikut:

Direktur : M. Salafi Handoyo (Ridho)
Manajer Oprasional : Nahyu Rahma. F & Firman. TS
Manajer Artistik : Ratri Inayatul. N
Manajer Program Residensi
dan Administrasi Organisasi : Maretha Miftachul. H
Manajer Dokumentasi dan Riset : Irfan Fatchu Rahman
Manajer Pengembangan
Kegiatan Pameran : Mohammad Rofikin & Singgih Adhi. P
Selama menjalankan kegiatan sejak tahun 2006, BYAR Creative Industry telah dikenal, baik di
ingkungan Semarang atau kota lain. Untuk mendukung kelancaran kegiatan, BYAR Creative Industry berusaha mengembangkan dan menjalin hubungan yang luas baik didalam maupun di luar negeri dengan para seniman, kolektor, masyarakat pemerhati seni, ahli seni, pers, akademisi, dan organisasi seni lain.
PENGARUH EKSTERNAL
Semarang sebagai kota besar yang memiliki aset dan segmen perdagangan cukup kuat, ternyata tidak mampu merubah keterpurukan Senirupa di kotanya. Beberapa ruang pamer sempat dan masih kokoh berdiri, akan tetapi pada praktiknya tidak juga memberikan perkembangan dan peluang baik bagi seniman muda. Terbukti dalam kurun waktu cukup lama, tak menghasilkan seniman yang mampu bersanding dengan seniman Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Bali. Baru mulai tahun 2000-an lah hal tersebut berubah. Tak ada organisasi atau ruang pamer yang bekerja secara seimbang seperti Rumah Seni Cemeti di Yogyakarta atau Ruangrupa di Jakarta. Praktik Senirupa dan infrastrukturnya semakin terpusat di keempat kota tersebut. Sehingga para seniman dari daerah lain susah untuk berkembang di daerahnya.
Sistem pendidikan di Indonesia juga dinilai masih belum cukup untuk menghasilkan banyaknya seniaman muda. Seringkali seniman mendapat kemampuan untuk untuk mengembangkan diri secara informal, diluar jalur pendidikan formal.
Di sisi lain, Indonesia saat ini semakin dikenal luas sebagai gudangnya seniman yang bermutu. Banyak kolektor seni dari manca Negara berburu karya seni di Indonesia. Balai-balai lelang eksklusif di luar negeri kerap kali melelang karya maestro seni dari Indonesia. Undangan pameran di luar negeri banyak diteriama oleh para seniman Indonesia. Seiring dengan semakin banyaknya jejaring seni yang dibangun para seniman maupun organisasi seni di Indonesia.
Dari sinilah BYAR Creative Industry berkeinginan menjadi salah satu organisasi di Semarang yang mampu membangun jejaring seni dan fungsi alternatif seni untuk seniman muda.
SASARAN SPESIFIK
BYAR Creative Industry berusaha untuk menjadi organisasi yang dalam programnya menciptakan ladang kreatif seniman muda di bawah 35 tahun. Dari anak muda, oleh anak muda ,dan untuk anak muda. Seniman muda inilah yang nantinya akan disiapkan secara laten untuk menjadi seniman profesional. Sehingga setelah seniman muda tersebut tak lagi bekerjasama dengan organisasi, maka diharapkan ia akan mampu berdiri mandiri untuk menciptakan alternatif baik untuk dirinya dan orang lain.

Tidak ada komentar: